Senin, April 08, 2013


Memburu Kakap Merah di Laut Cirebon.


Terakhir mancing Kakap Merah di Cirebon yaitu saat Nadran Fishing Tournamen 2011 dan baru kembali mancing lagi tanggal 9 Maret 2013. Rentang waktu yang cukup lama. Tak lain karena sulit menemukan waktu yang tepat bersama teman-teman. Padahal mancing di rumpon kakap merah adalah salah satu jenis mancing favorit saya.

Kembali bersama teman-teman Archipelago Fishing Community yang awalnya dijadwalkan trip tanggal 2 Maret, diundur menjadi tanggal 9 Maret karena alasan cuaca. Berangkat 2 team dengan total peserta 12 orang. 2 mobil dari Jakarta tiba di Cirebon pukul 2 dinihari. Kami langsung bergegas menuju kapal yang sudah siap sejak pukul 12 seperti yang direncanakan. Kami menyebutnya ini trip kesiangan. Seharusnya kami start dari dermaga pukul 00.00 mengingat spot potensial ada di KM 60 dan ditempuh dalam waktu tak kurang dari 6 jam.

Trip kali ini kami menggunakan kapal P Puri. Salah seorang guide mancing Rumpon di Cirebon yang sudah cukup dikenal. Perjalanan darat Jakarta – Cirebon dengan lalu lintasnya yang padat, manuver mobil dan kondisi jalan yang kurang mulus sehingga tidak bisa untuk istirahat. Namun begitu rebah diatas kapal dengan 2 mesin diesel di sisi kanan dan kiri kami semua terlelap dalam perjalanan menuju spot. Gelombang yang bersahabat dan angin yang bertiup pelahan menjadikan perjalanan ini terasa sangat nyaman.
Bagi yang ingin mancing rumpon di Cirebon, waktu yang tepat adalah bulan Maret – Juni.  Kekuatan Arus berkisar J3 – J10 dengan kedalaman laut antara 40 – 60 meter. Umpan udang hidup disediakan pengelola kapal dengan harga Rp. 300 per ekor. Dengan demikian udangnya ukurannya hampir seragam dan segar. Sehingga nantinya akan mempengaruhi hasil akhir tangkapan. Menu makan siang juga disiapkan sekalian, sehingga kita hanya perlu menyiapkan menu sarapan roti, snack, dan air panas untuk kopi atau teh.  Perlengkapan lain yang tak kalah penting untuk dibawa adalah Jas hujan untuk antisipasi cuaca dan deburan air laut ke atas kapal. Kantong plastik untuk melindungi tas juga harus disiapkan. Agar peralatan elektronik dan baju ganti terhindar dari kebasahan.

Saya yang berada di Team I tiba di spot  KM 40 sekitar pukul 6 pagi. Piranti pun diturunkan. Kakap Merah dan Jenaha ukuran setengah – satu kilogam berhasil dinaikan keatas kapal. Semua team merasakan strike di spot ini. Awal yang bagus ! spot berikutnya berjarak setengah jam perjalanan. Ikan yang berhasil dinaikan juga tak terlalu jauh berbeda. Kakap Merah lebih mendominasi tangkapan kami.

Di spot berikutnya, sehabis sarapan roti, snack, dan Kopi, kami dikejutkan oleh strike “Si Jangkung” yang tampaknya sedang meladeni strike ikan ukuran besar. Benar saja...Kakap Merah ukuran 3,3kg berhasil naik keatas kapal. Tak berselang lama, seting handline milik pancinger “Bertangan dingin” alias P Waji  pun strike ikan Jenaha seberat 3,5kg. Belum selesai setting handlinenya seting jorannya juga  dihajar ikan kakap merah ukuran 3kg. “meski kalah ukuran kapmernya, tapi saya dapat dua hahahahahahahaha...” canda pak Waji kepada “si Jangkung”.  Saya, Tatang dan Rexy yang sudah cukup sering trip bareng dengan P Waji dan Jangkung  mengakui kalau tangan mereka berdua cukup hokky. Terbukti  selalu mendapatkan ikan-ikan terberat di team kami.

Semakin siang gelombang semakin membesar.  Dalam perjalanan pindah spot, hempasan air tertabrak kapal mulai naik keatas kapal dan membasahi kami semua. Terpal atao tak bisa dipasang karena hempasan angin semakin kencang. Sesampai di spot KM60 kami melanjutkan mancing. Kakap merah masih mendominasi perolehan kami. Namun ukuran dan intensitas strike menurun. Kapten mengatakan bahwa : “ Kalau tidak kesiangan, spot ini sangat bagus !” terbukti sehari sebelumnya di spot yang tak jauh dari spot ini naik Kakap Merah tak kutang dari satu kwintal ungkapnya menambahkan.  Karena semakin siang gelombang semakin besar, kami sepakat menyudahi trip kali ini. Sepanjang perjalanan kapal kami semakin basah kena deburan ombak. Kami semua memanfaatkannya untuk tidur berselimutkan jas hujan dan terpal.

Tiba di darat sekitar pukul lima sore disambut hujan lebat dan petir. Untung sudah sampai darat. Team II sudah lebih dulu sampai darat dengan hasil tangkapan yang hampir sama. Sementara kami mandi dan berbenah sebagian ikan tangkapan kami dibakar untuk menu makan malam kami sebelum kembali ke Jakarta. Menu ikan bakar yang masih fresh, sambal kecap yang pedas ditambah lalapan segar menambah selera makan kami semua.  Seraya berbagi kisah di kapal masing-masing. Beberapa orang mengalami jack pot alias mabok laut. Tapi semua itu terbalas dengan pengalaman menyenangkan dan hasil tangkapan yang cukup lumayan.

Kami menyempatkan foto bersama seluruh team. Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih atas sambutan yang cukup baik oleh P Puri berserta seluruh ABK.  Ikan bakarnya yang “mak nyus”. Dan kamipun berpamitan untuk balik ke Jakarta.  “Kami akan kembali lagi Pak Puri !” ucap Reksi yang tampak masih menyimpan dendam pada Jeger –jeger disini ( istilah untuk kakap merah ukuran jumbo ). Agus suyanto

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Tulisannya kurang lengkap pak. Alangkah baiknya jika pembaca juga diberi informasi mengenai panduan lengkap cara utk dpt memancing di Laut Cirebon, berikut biaya yg harus disiapkan, biaya sewa perahu, dan lain lainnya.

Unknown mengatakan...

Om ada no wa nya gak om