Pemancing itu kalau boncos (
sedikit strike ) penasaran, sebaliknya bila sukses maka akan ketagihan.
Itu yang saya alami setelah berhasil mengkanvaskan GT di trip Pulau bokor awal
Juni lalu. Kali ini ajakan datang dari Fajar dan Lukman, teman
mancing yang tinggal di bilangan Cibubur dan kami sudah beberapa
kali mancing bareng ke berbagai spot. Awalnya kami
merencanakan mancing di spot rig pengeboran minyak lepas pantai via
Sungai Buntu – Karawang. Karena cuaca kurang mendukung maka trip
mancing dialihkan menuju Pulau Tunda via Karangantu – Serang. Beberapa teman
membatalkan ikut di trip ini, Tetapi kami bertiga, Saya, Lukman dan Fajar tetap
sesuai rencana. Apalagi kami dapat info bahwa dua hari sebelumnya ada informasi
ikan Kuwe sedang “mengamuk” disana. Kabarnya pemancing berhasil menaikan ikan
40an ekor ikan Kuwe. Tentu ini turut mengobarkan semangat kami.
Mancing di Seputaran Pulau Tunda
umumnya dua hari satu malam, malamnya menginap di Pulau di rumah Kapten. Kami
memutuskan hanya sehari saja. Berangkat Jumat malam, pulang Sabtu sore.
Perjalanan Jakarta – Karangantu ditempuh dalam dua setengah Jam. Kapal mancing
Tirta Kencana dengan kapten Solihin yang berbasis di Pulau Tunda sudah siap
menunggu di dermaga pelelangan ikan Karangantu sejak sore hari. Kapal ini juga
dilengkapi fishfinder dan GPS. Kapten mengabarkan bahwa cuaca sedang
bersahabat, namun faktor arus laut harus disiasati. Malam hari arus sangat
kencang dan praktis tak bisa mancing malam. Kapal tiba di spot saat matahari
belum terbit. Rangkaian dasaran yang disiapkan ABK selama dalam perjalanan
segera kami jajal. Arus timur masih sangat kuat. 2 buah timah J10 tak berhasil
mencapai dasar laut. Setelah sarapan sekitar jam 7 pagi arus sudah mulai bagus.
Itulah kondisi ideal untuk mancing di Spot yang ditemukan Kapten. Sempat saya
tanyakan ke Kapten apa nama spot ini katanya tidak ada namanya. Mungkin pas
kalau saya mengusulkan nama karang Lihin, kependekan dari nama kapten penemu
spot ini Solihin.
Spot karang Lihin terdiri
dari dua gugusan karang kecil-kecil yang luas dengan kedalaman 40 meter. Kapal
diposisikan diantara dua gugusan karang itu. Umpan cumi segar utuh kami
turunkan. ABK dan kapten mancing dengan rebon di sisi depan kapal sekaligus
untuk mengumpulkan ikan. Tak perlu menunggu terlalu lama. Joran melengkung tajam
dan reel saya menjerit kuat. Pertarungan cukup lama untuk sebuah mancing
dasaran. Tentu saja ini membuat suasana gaduh seisi kapal. Rupanya mata kail
yang terpasang terisi ikan kuwe rambe ukuran tiga kilogram dan satu kuwe cepa
ukuran table size. Tidak harus menunggu lama, Fajar dan Lukman pun turut
merakasan strike. Lukman yang hanya menggunakan joran 12lbs dan reel kecil
cukup kewalahan menghadapi perlawanan ikan kuwe yang terkenal kuat tarikannya
hingga dekat permukaan. Belum lagi tambahan timah J10 dan arus yang cukup kuat.
Tapi semua dapat dinikmati dan diselesaikan hingga ikan naik keatas kapal.
Fajar sempat berganti-ganti dari teknik dasaran dan kotrekan keduanya juga
berhasil menaikan ikan kuwe keatas kapal. Karena kotrekan sering putus maka teknik
dasaran lebih disarankan kapten. Parade strike terus berlangsung hingga sore.
Ini adalah pengalaman pertama
saya mancing di seputaran Pulau Tunda. Dan ini juga pengalaman pertama dimana
mancing laut dalam sehari hanya di satu spot dan tak pernah memindahkan jangkar
untuk memindahkan kapal. Dari jam tujuh pagi hingga jam tiga sore kami terus
bergantian menaikan ikan. Beberapa ikan putus dan disambar ikan predator saat
strike berlangsung. Informasi dari kapten adalah sambaran ikan hiu. Jika ikan
hiu banyak maka ikan dasaranpun sedang banyak. Sesi foto-foto tak kami lewatkan
saat perjalanan pulang ke dermaga Karangantu. Iseng-iseng kami menghitung
jumlah ikan dan total perolehan ikan di trip ini sebanyak 112 ikan kuwe cepa
dan 6 ekor ukuran besar terdiri dari ikan kuwe rambe, kuwe lilin dan kuwe benggali
Informasi dari pemancing lain dan
kapten Solihin bahwa ikan kuwe sedang “mengamuk” memang terbukti. Spot karang
“Lihin” memang mantap dan memaksa Lukman dan saya membeli tambahan coolbox
sterofoam ukuran 60 liter di dermaga. “Pulang mancing harus langsung dipijit
nih......” kelakar kami sambil tersenyum puas. Pengalaman mancing yang luar
biasa !. Saran saya jika teman-teman pemancing merencanakan trip ke pulau
Tunda, jangan ditunda-tunda. Tentu saja tetap memperhatikan faktor cuaca demi
keselamatan. Happy dapat, namun keselamatan lebih utama. Salam strike.
Oleh : Agus Suyanto