Selasa, Juni 26, 2012

Kuwe mengamuk di karang lihin Pulau Tunda




Pemancing  itu kalau boncos ( sedikit strike ) penasaran, sebaliknya  bila sukses maka akan ketagihan. Itu yang saya alami setelah berhasil mengkanvaskan GT di trip Pulau bokor awal Juni lalu. Kali ini ajakan datang  dari Fajar dan Lukman, teman mancing  yang  tinggal di bilangan Cibubur dan kami sudah beberapa kali mancing bareng ke berbagai spot.  Awalnya  kami  merencanakan mancing  di spot rig pengeboran minyak lepas pantai via Sungai Buntu – Karawang.  Karena cuaca kurang mendukung  maka trip mancing dialihkan menuju Pulau Tunda via Karangantu – Serang. Beberapa teman membatalkan ikut di trip ini, Tetapi kami bertiga, Saya, Lukman dan Fajar tetap sesuai rencana. Apalagi kami dapat info bahwa dua hari sebelumnya ada informasi ikan Kuwe sedang “mengamuk” disana. Kabarnya pemancing berhasil menaikan ikan 40an ekor ikan Kuwe. Tentu ini turut mengobarkan semangat kami.

Mancing di Seputaran Pulau Tunda umumnya dua hari satu malam, malamnya menginap di Pulau di rumah Kapten. Kami memutuskan hanya sehari saja. Berangkat Jumat malam, pulang Sabtu sore. Perjalanan Jakarta – Karangantu ditempuh dalam dua setengah Jam. Kapal mancing Tirta Kencana dengan kapten Solihin yang berbasis di Pulau Tunda sudah siap menunggu di dermaga pelelangan ikan Karangantu sejak sore hari. Kapal ini juga dilengkapi fishfinder dan GPS. Kapten mengabarkan bahwa cuaca sedang bersahabat, namun faktor arus laut harus disiasati. Malam hari arus sangat kencang dan praktis tak bisa mancing malam. Kapal tiba di spot saat matahari belum terbit. Rangkaian dasaran yang disiapkan ABK selama dalam perjalanan segera kami jajal. Arus timur masih sangat kuat. 2 buah timah J10 tak berhasil mencapai dasar laut. Setelah sarapan sekitar jam 7 pagi arus sudah mulai bagus. Itulah kondisi ideal untuk mancing di Spot yang ditemukan Kapten. Sempat saya tanyakan ke Kapten apa nama spot ini katanya tidak ada namanya. Mungkin pas kalau saya mengusulkan nama karang Lihin, kependekan dari nama kapten penemu spot ini Solihin.

Spot karang Lihin terdiri dari dua gugusan karang kecil-kecil yang luas dengan kedalaman 40 meter. Kapal diposisikan diantara dua gugusan karang itu. Umpan cumi segar utuh kami turunkan. ABK dan kapten mancing dengan rebon di sisi depan kapal sekaligus untuk mengumpulkan ikan. Tak perlu menunggu terlalu lama. Joran melengkung tajam dan reel saya menjerit kuat. Pertarungan cukup lama untuk sebuah mancing dasaran. Tentu saja ini membuat suasana gaduh seisi kapal. Rupanya mata kail yang terpasang terisi ikan kuwe rambe ukuran tiga kilogram dan satu kuwe cepa ukuran table size. Tidak harus menunggu lama, Fajar dan Lukman pun turut merakasan strike. Lukman yang hanya menggunakan joran 12lbs dan reel kecil cukup kewalahan menghadapi perlawanan ikan kuwe yang terkenal kuat tarikannya hingga dekat permukaan. Belum lagi tambahan timah J10 dan arus yang cukup kuat. Tapi semua dapat dinikmati dan diselesaikan hingga ikan naik keatas kapal. Fajar sempat berganti-ganti dari teknik dasaran dan kotrekan keduanya juga berhasil menaikan ikan kuwe keatas kapal. Karena kotrekan sering putus maka teknik dasaran lebih disarankan kapten. Parade strike terus berlangsung hingga sore.

Ini adalah pengalaman pertama saya mancing di seputaran Pulau Tunda. Dan ini juga pengalaman pertama dimana mancing laut dalam sehari hanya di satu spot dan tak pernah memindahkan jangkar untuk memindahkan kapal. Dari jam tujuh pagi hingga jam tiga sore kami terus bergantian menaikan ikan. Beberapa ikan putus dan disambar ikan predator saat strike berlangsung. Informasi dari kapten adalah sambaran ikan hiu. Jika ikan hiu banyak maka ikan dasaranpun sedang banyak. Sesi foto-foto tak kami lewatkan saat perjalanan pulang ke dermaga Karangantu.  Iseng-iseng kami menghitung jumlah ikan dan total perolehan ikan di trip ini sebanyak 112 ikan kuwe cepa dan 6 ekor ukuran besar terdiri dari ikan kuwe rambe, kuwe lilin dan kuwe benggali

Informasi dari pemancing lain dan kapten Solihin bahwa ikan kuwe sedang “mengamuk” memang terbukti. Spot karang “Lihin” memang mantap dan memaksa Lukman dan saya membeli tambahan coolbox sterofoam ukuran 60 liter di dermaga. “Pulang mancing harus langsung dipijit nih......” kelakar kami sambil tersenyum puas. Pengalaman mancing yang luar biasa !. Saran saya jika teman-teman pemancing merencanakan trip ke pulau Tunda, jangan ditunda-tunda. Tentu saja tetap memperhatikan faktor cuaca demi keselamatan. Happy dapat, namun keselamatan lebih utama. Salam strike.  Oleh : Agus Suyanto


Sensasi GT Pulau Bokor


Sensasi GT Pulau Bokor, Kepulauan Seribu                        



Pucuk dicinta, ulam pun tiba. Sudah cukup lama tidak turun mancing, maka dengan senang hati saya menyambut ajakan Hendra mancing di seputaran Pulau Bokor, Kepulauan Seribu via Tanjung Pasir. Apalagi trip ini bersama kapten Suryadi yang konon sangat berpengalaman mancing tenggiri. Sambil bercanda ke istri saat pamitan berangkat saya berucap, "Mah...tar pulang buatkan aku tekwan ya..." Istriku tersenyum, IsyaAllah amien.....katanya.  Seperti umumnya trip mancing, kami bertiga Hendra, Otto, dan saya mengawali trip dengan optimis. Semoga tanggal 9 Juni ini adalah hari keberuntungan kami. Bismillah ucapku lirih. Kami merencanakan mancing tenggiri, popping dan mancing dasaran.  Gerimis kecil mengiringi keberangkatan menuju Tanjung Pasir tak sedikitpun menyurutkan niat kami. Sarapan nasi uduk tak boleh ketinggalan untuk menjaga stamina tetap baik.  Kapal mancing dengan kapten Suryadi dan 4 orang ABK menyambut kami di dermaga Tanjung Pasir. Pasang air laut sedang tinggi sangat menguntungkan dan kapal bisa merapat ke dermaga. Karena jika laut sedang surut terpaksa harus naik "ojek" perahu kecil. Laut sangat teduh dan angin berhembus pelan. Dalam perjalanan menuju Spot Hendra dan Otto memakai waktu  untuk tidur beristirahat.



Rencananya kami akan ngotrek ikan tembang, selar atau ikan kembung sebagai umpan, sebelum berangkat kapten menyarankan tak perlu beli umpan udang. Untuk mancing dasaran bisa pakai ikan iris. "Kopi pak !" Ucap kapten suryadi sambil menyodorkan secangkir kopi hangat. Ditemani sepotong roti, cukuplah ini untuk menghangatkan perutku sembari menyiapkan piranti mancing. Kali ini aku hanya membawa dua set joran, satu untuk popping dan untuk ngoncer tenggiri. Setelah umpan cukup kami meluncur ke spot karang dangkal dengan jarak tempuh tak lebih dari sepuluh menit. Kapal diposisikan sempurna sehingga sebagian pemancing bisa ngoncer tenggiri dan sebagian bisa popping.



Kami sedang beruntung. Pagi itu GT tampak sedang berpesta ikan kacang-kacang. Lompatan dan sambaran tampak jelas tak jauh di depan kapal. Ini jarak yang sangat ideal dari posisi kapal. Rasa penasaranku semakin memuncak. Aku selalu menyempatkan pemanasan kecil sebelum memulai. Lemparan pertama cukup baik, namun belum cukup menggoda sang penghuni karang. Lemparan kedua kembali kumainkan popper andalanku. “striiiiiiiike........” teriaku spontan. Seluruh isi kapal sontak terperanjak. Betapa tidak, ini adalah lemparan kedua. Otot belum lemas betul, dingin udara pagi masih menyelimuti dan aku harus mulai bertarung dengan GT. Luar biasa biasa perlawanan ikan target sport fishing ini. Reelpun menjerit. Aku tak sedikitpun memberi kesempatan sambil terus memompa joran dan menggulung tali pancing. Dengan sigap ABK mengidupkan mesin, tali jangkar dilepaskan, dan kapten mengarahkan posisi kapal. Tak berapa lama GT berukuran besar menyerah dan naik ke kapal. Sambil harus mengatur nafas yang masih terengah-engah, hook dilepaskan, senyum lebar tak dapat disembunyikan. Wow....mantap.....teriak seisi kapal.



Tak ingin menyia-yiakan momentum, Hendra, Otto dan Kapten menyusul popping. Dua GT lagi berhasil di naikan keatas kapal. Ada satu berhasil melepaskan diri dan mocel. Satu berukuran lebih kecil dan seukuran dengan GT pertama naik saat mampir dalam perjalanan pulang ke dermaga. Mungkin ini GT yang melarikan diri tadi pagi pikir kami. Karena sudah sepi dan capek, dilanjutkan mancing tenggiri dan dasaran. Kapal sempat pindah beberapa spot dengan jarak tak terlalu jauh. Kondisi air laut keruh dan arus yang kurang bagus di siang hari hanya mampu menambah perolehan dua tenggiri ukuran kecil, kue lilin, dan ikan tanda-tanda.      



Ini adalah trip yang luar biasa dan membuktikan bahwa di kepulauan seribu masih banyak ikan berukuran besar. Tinggal kemauan bereksplorasi dan tentu faktor dewi fortuna. Jarak tak terlalu jauh dari Jakarta. Kita bisa mancing pagi dan pulang di sore hari. Terimakasih buat Hendra sebagai EO atas ajakannya, Otto atas tumpangannya, juga untuk Kapten suryadi dan ABK. Gagal memasak tekwan, terbalas oleh sensasi strike GT yang menawan. Salam strike. By : agus suyanto